2014/05/29

Korupsi

Tikus – Tikus Berdasi di Era Reformasi
Tikus – Tikus Berdasi menggurita dimana-mana , nepotisme berkembang biak menjadi jamur – jamur mafia ,politik uang mendominasi birokrasi negara sampai ketidakpedulian para pemimpin pada penderitaan rakyat.Inilah kondisi bumi pratiwi di era reformasi .Indonesia berprestasi di kawasan Asia pasifik untuk kasus korupsi,betapa tidak indonesia menempati peringkat pertama .Prestasi itu terbukti  ,bahwa akhir – akhir ini  berita televisi  Indonesia dipenuhi oleh kasus korupsi oleh para pejabat pemerintahan yang tak pernah berakhir. Mereka pantas disebut dengan Tikus-Tikus berdasi di era reformasi .Panggilan itu cocok disematkan kepada para koruptor di negara ini,karena mereka sangat licin dalam mengambil uang negara,dan biasanya mereka baru ketahuan oleh KPK(Komisi Pemberantasan Korupsi) jika sudah mengambil uang negara yang tidak bisa dibilang sedikit lagi.Bahkan mereka sering melakukan tindakan tak bermoral itu secara berjamaah,Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini tidak hanya melibatkan para pejabat yang masih aktif dalam pemrintahan tetapi juga mantan pejabat sekalipun.
Tindakan yang dilakukan oleh para orang tak bermoral  di negara ini sangat melukai hati rakyat Indonesia. Mengingat bahwa rakyat Indonesia masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan. Pasalnya uang negara yang seharusnya digunakan untuk mensejahterahkan rakyat justru masuk pada kantong pribadi para pejabat korup . Masyarakat tidak hanya kecewa dengan mental para pejabat di negeri ini tetapi juga kecewa atas buruknya lembaga keadilan Indonesia .Lembaga keadilan yang seharusnya mengadili orang-orang yang melanggar peraturan tanpa memandang entah itu pejabat , ataupun masyarakat biasa ,justru sekarang ini seakan –seakan melindungi para pejabat Khususnya para koruptor .Kekesalan masyarakat di negeri bertambah tatkala hukuman yang diberikan  kepada para koruptor tak sebanding dengan kerugian yang dialami oleh negara .Hukuman yang diberikan kepada para koruptor jauh lebih ringan dibandingkan dengan kasus pencurian yang dilakukan masyarakat biasa  yang nilainya hanya puluhan ribu rupiah namun hukuman yang diberikan jauh lebih lama daripada tikus – tikus berdasi yang mengambil uang negara yang jumlahnya milyaran rupiah.
Ada apa dengan kalian ???????????? Bila terkena najis ,babi kalian musuhi tapi mengapa kalian abaikan para koruptor ????!!!!!!!!!!!. Hukuman ringan , adanya revisi bagi para koruptor, ini menandakan Negara terlalu memihak dan  menguntungkan koruptor.Sebagian besar publik menyerukan perlunya penerapan sanksi social bagi koruptor ,meski upaya ini dinilai belum tentu efektif .Pemberantasan korupsi menjadi agenda besar bagi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)yang telah  menjadi budaya yang sulit dihilangakan  di bumi pertiwi ini .

Menurut saya, diperlukan hukuman berat bagi para tikus tikus itu sehingga bisa membuat efek jera bagi mereka .Sehingga bagi pejabat yang lain bisa berfikir ulang bila akan melakukan korupsi .Apalagi dengan kurang maksimalnya tugas KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan hukum yang bisa dibeli dalam mengatasi kasus korupsi telah membuat masyarakat tidak bisa menaruh harapan lagi pada lembaga hukum di negeri ini .Dan bila dilihat dari sudut agama, tindakan korupsi jelas tindakan yang kurang baik dalam mengais rezeki .KPK yang merupakan lembaga Independent negara harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap pejabat yang igin melakukan korupsi .Minimal dengan adanya pengawasan yang ketat oleh lembaga independent negara, mereka akan berpikir ulang untuk melakukan korupsi .

2014/04/17

Merokok Mematikan Lingkungan Mematikan Kehidupan di Bumi



Bumi merupakan salah planet di dalam tata surya yang ditinggali oleh berbagai macam makhluk hidup. Di bumi juga terjadi gejala alam yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen dan eksogen. Sehingga terbentuklah berbagai macam relief permukaan bumi seperti danau,sungai dan lain lainnya yang terbentuk secara alami dengan proses yang sangat panjang. Terjadinya suatu perubahan kecil di bumi maka akan memiliki dampak besar bagi seluruh makhluk hidup di bumi.Salah satunya adalah perubahan suhu di bumi atau sering disebut dengan Global Warming.Faktor utama yang mempengaruhi Global Warming adalah Semakin menipisnya lapisan Ozon sehingga membuat Bumi semakin hari semakin panas.Hal itu disebabkan oleh Hilangnya Selimut Hijau di Bumi dan semakin meningkatnya kadar CO2 di udara.Selain asap pabrik dan kendaraan bermotor,Asap Rokok pun memiliki andil yang cukup besar dalam pengrusakan Lapisan Ozon.Milyaran asap rokok mengepul ke udara setiap harinya oleh Penduduk Bumi.Walaupun Pemerintah telah mencanangkan aksi sejuta pohon untuk memperbaiki lapisan ozon,tetapi penduduk bumi masih memproduksi asap rokok setiap harinya sehingga sejuta pohon akan menjadi kegiatan yang sia sia.Asap rokok selain memiliki efek negatif pada pengguna,juga memberikan efek negatif pada planet bumi.Upaya Pemerintah untuk Mengurangi asap rokok terutama di indonesia adalah dengan mencoba untuk memberlakukan peraturan larangan merokok,sampai memberi peringatan bahaya rokok pada setiap bungkus rokok.Namun,usaha itu kembali gagal karena orang indonesia memiliki sifat keras kepala dan tidak mau tahu.Akibat dari Asap rokok selain membuat lubang pada permukaan ozon,asap rokok pun memiliki efek negatif lainnya seperti menambah komposisi pencemaran udara,membahayakan kesehatan jantung,Menambah daya kurung rumah kaca sehingga panas dari bumi tidak bisa dipantulkan kembali ke angkasa,dan Membuat temperatur di bumi semakin panas .Rokok ternyata tidak hanya merusak kesehatan yang mengkonsumsi. Rokok juga secara ilmiah sangat berpengaruh merusak lingkungan, baik itu pencemaran melalui udara, tanah, dan air. Kenapa rokok bisa mencemari udara, karena asap rokok sebagai penyumbang polusi udara. Hal ini didukung oleh banyaknya pengkonsumsi rokok dibumi yang bisa mencemari udara. Sekitar 4000 bahan kimia dalam rokok yang dilepaskan ke udara. Bisa dibayangkan jika setengah dari penduduk bumi menghembuskan asap rokok keudara, bisa dipastikan hal tersebut tidak hanya merusak tapi dalam jangka waktu bisa mempertipis lapisan ozon. Selain memberi dampak kepada lingkungan, asap rokok juga memberi dampak polusi terhadap tanah dan air. Berdasarkan penelitian puntung rokok yang dibuang ketanah, bisa untuk di urai oleh tanah sekitar 25 sampai 26 tahun. Dan juga puntung rokok yang masuk keair bisa mengakibatkan kematian bagi hewan-hewan yang memakannya, karena zat yang dikandung berbahaya.

Mangrove yang Menyimpan Carbon





Fakta menunjukan bahwa selama ini banyak pihak yang belum mengetahui kalau lahan-lahan basah termasuk hutan bakau atau mangrove ternyata menyimpan banyak karbon. Begitu pentingnya sehingga tak heran jika hutan ini berubah fungsi hingga  mengakibatkan emisi karbon yang mengkhawatirkan.“Penelitian potensi karbon pada lahan basah khususnya mangrove baru dilakukan sejak 2008 lalu dan ternyata ekosistem mangrove sangat berperan dalam pengikatan karbon,” papar Louis Verchot, Peneliti Senior Pusat  Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dalam pelatihan jurnalis di Bali belum lama ini.
Menurut dia, lahan mangrove yang termasuk dalam lahan basah mampu membuat ikatan karbon membusuk dan tinggal lama akibat sedimentasi yang membusuk tidak bisa terlepas. Lebih lanjut kata dia, karbon mampu tertimbun selama berabad-abad dan mencapai kedalaman hingga beberapa meter, semakin lama hutan mangrove ada, itu semakin banyak pula menyimpan potensi karbon.“Ekosistem termasuk lahan basah mampu menyimpan karbon lebih dua kali lipat dan dapat mencapai 800-1.200 ton per hektar,”papar Verchot.

Hal senada juga disampaikan Matthew Warren dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), Bidang Kehutanan menjelaskan, memang jika dilihat dari udara tampak penyimpanan karbon lebih kecil bila dibandingkan dengan hutan tropis. Namun lanjut dia, hutan mangrove di kawasan estuari jauh lebih besar kandungan karbonnya karena tidak berhadapan langsung dengan laut. Berbeda dengan mangrove di kawasan pantai atau coastal mangrove menyimpan potensi karbon sedikit saja karena pengaruh gelombang laut yang besar.
Para pakar membagi kawasan bakau atau mangrove meliputi, hutan bakau minyak yang memiliki nama ilmiah adalah Rhizopora apiculata Bl. Ciri-ciri bakau minyak ini berwarna kemerahan pada tangkai daun dan sisi bawah daun. Bunganya berkelompok dua-dua, dengan daun mahkota gundu dan kekuningan. Buah kecil, coklat, panjangnya antara 2-3,5 cm.
Bakau minyak ini biasanya menyukai tanah berlumpur halus dan dalam, yang tergenang jika air pasang serta terkena pengaruh masukan air tawar yang tetap dan kuat. Mangrove minyak ini banyak terdapat di perairan Pasifik termasuk Papua.Selain bakau minyak, ada bakau yang disebut bakau kurap atau dalam bahasa latin adalah Rhizophora mucronata poir. Bakau kurap seringkali disebut pula bakau hitan karena memiliki kulit batang hitam yang memecah datar. Ciri-cirinya adalah bunga berkelompok 4-8 kuntum, daun mahkota putih, berambut panjang hingga 9mm, buah berbentuk telur, berwarna hijau kecoklatan, panjangnya mencapai 5-7 cm. Bakau kurap lebih menyukai subtract yang tergenang dalam dan kaya humus, tanaman ini jarang sekali ditemukan pada tempat yang jauh dari pasang surut. Sedangkan jenis terakhir adalah bakau kecil atau bahasa ilmiahnya disebut Rhizophora stylosa griff. Tanaman bakau kecil ini tumbuh dengan satu pohon atau banyak batang. Bakau ini hanya tumbuh pada ketinggian 10 meter saja. Bakau ini memiliki ciri-ciri bunga berkelompok 8-16 kuntum kecil-kecil, daun mahkota berwarna putih, berambut panjang hingga 8 mm. Buahnya berwarna coklat kecil dengan panjang sampai dengan 4 cm. Tanaman bakau kecil ini menempati habitat yang paling beragam, mulai dari lumpur, pasir hingga pecahan batu atau karang yang terdapat di tepi pantai hingga daratan yang mengering terutama di tepian pulau yang berkarang.Lalu bagaimana dengan kondisi hutan bakau di dunia khususnya di Indonesia saat ini? Menurut studi yang dilakukan Center for International Forestry Research (CIFOR) dan USDA Forest Service, para peneliti menghitung penyimpanan karbon ekosistem bakau di sepanjang daerah yang luas di region Indo-Pasifik, yang sebenarnya merupakan inti geografis bakau dan keanekaragaman. Selama ini belum ada studi yang mengintegrasikan perhitungan-perhitungan yang diperlukan untuk penyimpanan karbon bakau secara keseluruhan dengan melintasi geografis yang luas.
Menurut para ilmuwan dari CIFOR dan USDA Research, kepadatan karbon di hutan bakau empat kali lebih tinggi dari pada hutan tropis di dataran tinggi. Perusakan dan degradasi ekosistem bakau diperkirakan mencapai 10% dari emisi deforestasi global, walaupun luasnya hanya 0,7% dari total daerah hutan tropis. Karbon tersebut ternyata banyak tersimpan di bawah hutan bakau dari pada di atas permukaan tanah dan air.Data satelit terakhir menunjukan bahwa Indonesia mempunyai 3,1 juta hektar hutan bakau, atau sebanyak 22,6% dari bakau di dunia (Giri et al, 2011). Ada juga studi lain yang menyebutkan hutan bakau di Indonesia luasnya antara 2,5-4,5 juta hektar dan merupakan mangrove terbesar di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1.1 juta ha) dan Australia (0,97 juta ha).Sedangkan di Indonesia, Tanah Papua menempati urutan teratas hutan bakau, sebanyak 35%, di Kalimantan Timur sebanyak 20,6%, di Sumatera Selatan sebanyak 9,6% dan provinsi lainnya kurang dari 6%, termasuk DKI Jakarta tetapi yang jelas, peran hutan bakau sangat strategis dan sangat berguna bagi kehidupan manusia.Pulau Kalimantan telah kehilangan sebanyak 7% hutan bakau setiap tahunnya antara Tahun 2000-2005. Hutan bakau terancam hilang atau rusak karena bertambahnya jumlah penduduk di kawasan pantai termasuk penimbunan hutan bakau. Bakau juga menghadapi ancaman yang luar biasa dari alih guna lahan menjadi akuakultur, seperti tambak udang atau kepiting dan pengembangan infrastruktur.Memang hutan bakau Papua juga mengalami ancaman pengrusakan seperti di Kawasan Entrop (Jayapura) akibat pengembangan kota dan kawasan estuari di Pantai Mimika. Akibat buangan tailing dari PT Freeport juga merusak hutan bakau di kawasan estuari. Dikhawatirkan ke depan, kawasan hutan bakau sangat rentan terhadap alih fungsi lahan. Terlepas dari pro dan kontra, hutan bakau jelas sangat melindungi manusia dari terjangan tsunami atau gelombang air laut termasuk memproduksi banyak persediaan karbon.